05 Januari 2011

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH ADAT TORAJA


Struktur rumah terbuat dari kayu, keseluruhan elemennya saling kait mengkait sehingga menjadi kesatuan yang kaku dan berdiri diatas tiang-tiang. Tiang menumpu pada pondasi-yang berupa sebuah batu alam sebagai tumpuan tiang.
Konstruksi bangunan ini adalah tahan gempa & angin dalam arti kata tidak runtuh. Sebab seluruh bagian merupakan satu kesatuan yang diletakkan diatas batu begitu saja.
Untuk bangunan yang ditinjau ini tiangnya 9 buah termasuk Tulak Somba. Selebihnya adalah tiang pembantu yang dihubungkan dengan kasta-kasta ( menggambarkan struktur sosial Tana Toraja
PONDASI
Untuk pondasi rumah adat digunakan batu yang dipahat atau beton untuk menahan tiang-tiang penyangga bangunan. Ukuran pondasi biasanya bervariasi, tergantung besar tiang penyangga bangunan.
Pada pemasangan pondasi, lansung diletakkan di permukaan tanah. Seiring dengan waktu, semakin lama pondasi tertanam oleh tanah yng disekitarnya 
A.      TIANG PENYANGGA 
Pada tiang penyangga digunakan kayu nibung, dengan system penyambungan menggunakan sambungan kayu tanpa adanya pemakuan. 
Dimensi kayu biasanya menggunakan balok 20x20 sampai 30x30 dengan tinggi 2 – 2.5 m dari pondasi ke lantai bangunan.
Sesuai dengan adat setempat, untuk jumlah tiang harus dengan jumlah ganjil, dengan jarak antar tiang itu 50 – 60 cm. Untuk bagian depan dan belakang digunakan tiang yang menyangga atap yang disebut Tulak Soba. Tiang ini menjurus tinggi dari pondasi sampai ke atap. Untuk memperkuat konstruksi tiang digunakan balok 6x12 melintang untuk menghubungkan antar tiang.
     LANTAI
Lantai bangunan menggunakan bahan papan. Seperti pada tiang, lantai juga tidak menggunakan paku untuk penyambungan. Untuk dapat naik ke lantai menggunakan tangga yang dibuat antara tiang-tiang penyangga.
 
Penyangga papan lantai menggunakan balok 6x12 yang ditopang oleh tiang-tiang penyangga. Dengan balok 5x10 sebagai balok anak penyangga lantai.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar